Desa Japanan terletak di Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Asal-usul desa ini terkait erat dengan sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa (1825–1830). Ki Sentono, yang juga dikenal sebagai Mbah Gondo Kusumo, adalah seorang prajurit Pangeran Diponegoro yang melarikan diri ke wilayah ini setelah perang berakhir. Ia dipercaya sebagai pembabat alas yang kemudian membuka hutan lebat menjadi pemukiman yang makmur. Ki Sentono juga dikenal sebagai tokoh spiritual yang dihormati oleh masyarakat setempat.
Nama “Japanan” berasal dari kata “Jopo” dalam bahasa Jawa Kuno, yang berarti “orang pintar” atau “dukun”. Hal ini merujuk pada banyaknya dukun suwuk (dukun penyembuh) yang tinggal di desa tersebut pada masa lalu. Masyarakat percaya bahwa para dukun ini memiliki kemampuan untuk menyembuhkan berbagai penyakit dengan menggunakan doa dan mantra.
Sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, masyarakat Desa Japanan rutin mengadakan tradisi sedekah desa dan grebeg sayur setiap tahun. Kegiatan ini dilaksanakan di Pesarean Ki Sentono, sebagai wujud syukur atas hasil panen dan untuk menjaga kelestarian budaya lokal. Grebeg sayur dimulai sejak 2018 dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam doa bersama dan pembagian hasil bumi.
Dengan sejarah yang kaya dan tradisi yang lestari, Desa Japanan menjadi contoh bagaimana masyarakat dapat menjaga warisan budaya dan sejarah mereka melalui kegiatan yang melibatkan seluruh komunitas.